Kerja gaji stuck, buka bisnis gak gerak. Terus gimana cok?
Setelah gw gw keluar dari Malaysia, gw menyadari bahwa untuk mendapat gaji 3 digit itu susahnya bukan maen apalagi cuma mengandalkan gaji.
Lo ngerasa gak si mau lo kerja banting tulang sakit-sakitan sampe opname tuh gaji lo gak akan nyampe 3 digit. Kalopun nyampe 3 digit, lo udah keburu tua, tenaga udah gada, waktu udah gada karena udah harus ngurusin anak dan istri. Artinya gaji lo akan stuck di angka tertentu dan gak akan naik lagi. Terlebih lagi, lo akan digantikan dengan generasi berikutnya.
Terus solusinya apa biar hidup lo enak dan gaji lo nyentuh 3 digit per bulan? Ya buka bisnis.
Masalahnya, kenapa solusi sejelas itu tapi gak semua orang bisa punya bisnis? Apalagi sekarang udah ada AI, lo mau bikin website tinggal prompt sat set sat set jadi. Mau ngoding sat set sat set jadi. Kenapa masih gak berhasil?
Jawabannya ada di video ini:
Tapi gue tau klo lo pada males nonton video durasi panjang >= 30 menit karena berdasarkan penelitian, attention span orang jaman sekarang udah berkurang menjadi rata-rata 8 detik. Makanya gue coba rangkum apa advice dari bapak Andrew Ng, legend di dunia AI.
Rangkuman
Kesuksesan startup itu ada di speed. Jadi, semakin cepet lo punya produknya, semakin cepet lo dapet insight tentang produk lo itu laku apa engga. Klo laku, gas pol terus biar cuan, klo engga ya berhenti. Fast is a key.
Nah karena go faster itu adalah koentji, maka ide bisnis itu harus konkrit. Contoh bisnis konkrit vs non-konkrit:
- Ide gak konkrit: Gue mau bikin AI untuk meng-optimize peralatan rumah sakit. Alamak najisnyaaa. Alamak najisnyaaa
- Ide konkrit: Gue mau bikin software yang bisa membantu pasien untuk booking MRI machine lewat aplikasi ticketing online agar penggunaan MRI machine lebih optimal, gak banyak nganggur. Bravo, ini yang saya mau. Saya mau 4.
Lalu, bagaimana atau apa tips biar bisa punya ide konkrit?
- Ide konkrit itu direction nya jelas. Gue mau ke A, B, lalu C dengan fitur E, F, G.
- Ide yang bagus seringnya datang dari subject expert yang mikirin suatu masalah tertentu lamaaaaa banget. Misalnya, si Andrew Ng ini sebelum dia bikin kursus online di Coursera, dia udah mikirin gimana ngedesain kurikulumnya bertahun-tahun sebelumnya. BAYANGIN COK. LO YANG MASIH BAU KENCUR MAU BIKIN BISNIS SEGEDE ELON MUSK? ANJING, MIMPI DARIMANA ITU COK.
- Klo dari data menunjukkan bahwa ide lo itu tolol dan gak laku, gada salahnya kok klo lo pivot ke arah yang lain bahkan yang berlawanan sekalipun. Intinya jangan NGEYEL. IDE SAMPAH YA SAMPAH COK!!
Selanjutnya, AI itu ngebuat software development jadi lebih cepet. Nah, karena bisa lebih cepet, jadi lo bisa bikin prototype lebih cepet dan lebih banyak juga. Misal klo lo punya satu ide bisnis, lo bikin tuh 20 prototypes dan cari tahu mana dari 20 prototypes itu yang works di market. Klo gak ada yang works? IDE LO GWOOBLOG COK. OTAKMU NENG SILIT, jarene dr. tirta.
Akhirnya, di software engineering muncul filosofi baru:
- Kode itu udah gak lagi menjadi artifak bernilai kayak dulu. Semua orang bisa ngoding cok!
- Memilih arsitektur udah gak lagi 1-way door yang artinya kalo ada changes, lebih sering bikin breaking dan susah untuk di-reverse (irreversible). Sekarang, changes itu udah mulai mendekati ke 2-way door alias reversible.
Pesan terakhir dari bapack Andrew Ng:
- Di masa depan itu mau apa-apa gampang. Tinggal beri tau apa yang kamu inginkan ke komputer dan komputer akan membuatkannya untukmu. Tapi menurut gw masalahnya adalah apakah kita bisa mendeskripsikan apa yang kita mau secara detail, se detail-detailnya? Coba deskripsikan cewek yang lo mau secara detail di komen!
- Engineers with product instinct do better. Ini advice keren sih menurut gw karena sekarang mau ga mau kita sebagai engineer harus mulai berpikir sebagai product manager atau stackholder yang paham produknya kayak gimana. Kita gak bisa kayak dulu yang tugasnya adalah ngerjain ticket feature yang diminta oleh PM atau stakeholder. Sekarang saatnya kita tahu productnya ngapain, fungsinya apa, user journeynya gimana, sampai kenapa fitur baru itu akhirnya diusulkan.
- Terakhir, building blocks AI itu udah banyak mulai dari Prompting, Agentic, Workflow, MCP, Vector DB, RAG, dan lain-lain. Kalo mau sukses punya startup berteknologi AI, kita gak hanya bisa bertumpu pada Prompting doang, atau Agentic doang, atau RAG doang, TAPI THE COMBINATION OF ALL OF THEM ALTOGETHER!!!
Jadi sekian dulu tulisan pertama di blog misuh-misuh gue. Kalo bahasanya kasar emang sewajarnya kasar karena gw mau misuh-misuh ke orang lembek kek gue ini biar jadi lebih terbuka pikiran, hati, dan mata batinnya! Jangan lupa subscribe untuk dapet tulisan-tulisan terbaru gue secara real-time and see you in the next article next year!
SALAM JEMBOT!