Day 2 - Mencari Istri Idaman: Mengenal Diri Sendiri

Day 2 - Mencari Istri Idaman: Mengenal Diri Sendiri

Di post sebelumnya, gue sempet ngejabarin definisi cantik disertai contoh foto-foto cewek yang gue anggap cantik. Biar gue ulang lagi, definisi cantik menurut Bimantara Hanumpraja adalah:

Cewek yang manis dan auranya ngangenin banget, yang selalu bikin gue pengen pulang ketemu dia tiap hari.

Detailnya udah gue jabarin di post sebelumnya. Gue masih mau ngebahas tentang cewek yang gue mau di post-post berikutnya. Tapi kali ini, kita pause dulu bahas soal cewek, karena gue pengen berkontemplasi tentang diri gue sendiri dulu.


Mengenal Diri Sendiri

Kenapa gue harus mengenal diri gue sendiri? Menurut Abigail Limuria dalam YouTube-nya soal Framework Cari Pasangan Hidup & Hubungan Romantis, poin nomor satu adalah:

Kalau lo pengen dapet pool cewek yang lo mau, maka lo harus mengenal diri lo sendiri dulu dengan detail. Dari situ lo bisa menentukan kualitas dan kriteria cewek yang lo mau, yang juga sesuai dengan diri lo.

Contohnya gini: kalau ada cewek yang suka hiu dan hobi diving, besar kemungkinan dia bakal nyari cowok yang juga suka laut. Jadi hobi itu bisa mereka lakuin bareng. Peluangnya kecil banget kalau si cewek mau sama cowok yang hobinya cuma rebahan, main basket, atau bahkan gak suka laut sama sekali.

Nah, dari situ gue mikir: sebenernya gue ini sukanya apa sih? Seperti apa sih seorang Bimantara Hanumpraja? Mari kita bedah.


Karier dan Hobi

Dimulai dari yang paling deket sama gue dulu: pekerjaan dan hobi.

Pekerjaan gue adalah programmer. Karier gue dimulai sebagai Data Engineer, terus lanjut jadi Data Analyst, Data Scientist, Machine Learning Engineer, MLOps, Data Infra, dan sekarang lagi jadi Big Data DevOps. Jadi, secara karier gue adalah programmer yang spesifik di bidang data.

Tapi secara mimpi, gue pengen jadi Software Engineer yang bisa bikin produk software berbasis AI. Alhamdulillah, gue udah mulai mengarah ke sana. FYI, kemungkinan besar role terakhir gue sebelum lanjut kuliah atau bikin perusahaan teknologi adalah Big Data DevOps atau MLOps. Selebihnya, gue emang suka banget ngoding, apalagi kalau bisa mengotomatisasi sesuatu yang tadinya manual jadi otomatis.

Hobi gue adalah traveling dan muncak. Gue suka traveling ke tempat-tempat ikonik di dunia, bukan sekadar buat shopping. Misalnya, ke Kuala Lumpur cuma buat belanja atau ke Paris cuma buat liat fashion—itu bukan tipe gue. Gue pengen keliling dunia untuk melihat keunikan setiap negara, dengerin atau baca sejarahnya, kenapa tempat itu dinamain begitu, dan gimana terbentuknya.

Selain itu, muncak juga jadi hobi gue yang masih berkaitan. Gue suka pergi ke tempat yang masih asri atau istilah kerennya back to nature. Menyusuri hutan, lembah, sungai, sampai akhirnya berdiri di puncak gunung dan ngeliat awan kayak kasur empuk. Gue suka perjuangannya, dan gue suka banget pemandangan indah setelah lelah mendaki.


Pelajaran Favorit: Matematika & Fisika

Pelajaran yang gue suka adalah Matematika dan Fisika.

Gue suka matematika karena rasanya kayak lagi mecahin teka-teki Sherlock Holmes. Ketika lo berhasil nemu jawaban setelah nurunin rumus sampai tiga lembar HVS, ada rasa reward luar biasa. Tapi perlu dicatat, walaupun gue suka matematika, bukan berarti gue jago. Ada temen SD gue yang lebih jago, bahkan tanpa nulis-nulis di kertas udah bisa nemu jawabannya. Dia kuliah di Matematika ITB angkatan 2015. Intermezzo dikit wkwk.

Balik lagi, gue suka matematika bukan cuma karena seru ngerjain soal, tapi juga karena bisa dipake buat memodelkan masalah hidup gue—khususnya soal jodoh (yang sampai sekarang belum ada jawabannya 🤣). Konsep yang sering gue pakai di kehidupan nyata adalah probabilitas dan statistika. Gue belum tau apakah konsep kayak trigonometri bisa dipake atau enggak, tapi gue suka ngulik. Contohnya Monte Carlo dan Markov Chain pernah gue coba buat mikirin: apakah jodoh gue bisa ketemu di bioskop kalau gue beli tiket di kursi X? Mau tau jawabannya? Ya nikah dulu sama gue (khusus cewek).

Fisika juga jadi favorit gue. Kenapa? Karena fisika, terutama fisika klasik, wujudnya bisa dilihat dan dibayangin. Misalnya benda jatuh bebas. Lo bisa bayangin bola basket yang dilempar dari lantai dua sekolah, terus lo hitung berapa kali pantulannya pakai rumus fisika, dengan asumsi misalnya gaya gesek udara atau gravitasi 9,8 m/s². Intinya, gue suka fisika karena rumusnya bisa divisualisasiin ke dunia nyata. It’s kinda magic somehow when you play around with physics.


Belajar & Mengajar

Secara umum, gue suka belajar. Dulu gue gak suka baca buku, soalnya dari kecil gak dibiasain. Akhirnya pas gede jadi susah. Tapi gue punya mental belajar yang kuat banget. Gue paksa diri gue tiap hari baca buku walaupun cuma setengah halaman. Tiap ke toko buku, gue paksa beli minimal dua buku. Tiap bulan, gue targetin minimal satu buku kelar. Sekarang gue jadi lumayan suka baca, apalagi kalau lagi penasaran sama sesuatu—pasti lancar bacanya.

Sekarang, gue lagi maksa diri buat baca buku dalam bahasa Inggris. Alasannya simpel: gue punya mimpi kerja, tinggal, dan berkeluarga di luar negeri. Aamiin ya Allah.

Terus, apakah gue suka ngajarin orang? Jawabannya: yes, banget. Tapi in an informal way. Gue gak suka ngajar formal kayak guru di kelas. Gue lebih suka ngajarin orang yang datang sendiri buat minta diajarin. Gue gak pernah nawarin duluan. Tapi kalau ada yang minta, gue pasti akan ngajarin dengan apa yang gue punya.

Gue selalu berusaha bikin penjelasan sesimpel mungkin untuk hal-hal yang kompleks. Ada kepuasan besar ketika ngeliat orang yang gue ajarin akhirnya paham dan bisa nyelesain masalahnya.


Penutup

Sampai sini, apakah lo merasa gue cowok keren? Oh, jangan seneng dulu, kawan. Post selanjutnya gue bakal jelasin sisi gelap gue muehehehe. Post ini udah kepanjangan, cok—udah seribu kata anjir.

Read more